
“Misi penting menulis adalah ketika bahasa dapat melakukan sesuatu dan dapat ditempatkan sebagai sesuatu,” Carlos Fuentes.
Penyikapan terhadap berbagai macam masalah dan kondisi realitas kehidupan sosial tidaklah melulu melalui proses yang mudah dalam penyelesaiannya, tanpa membangun tradisi kerja-kerja menulis.
Dalam sejarah penyelesaian berbagai macam persoalan terhadap realitas sosial–orang bijak selalu mengatakan bahwa–terciptanya sebuah sejarah karena ia memberikan banyak pelajaran, menawarkan alternatif kebijakan, membenamkan yang buruk dari masa silam, dan yang baru dari yang baik selalu ditegakkan.
Demikianlah dengan upaya menyusun kembali peta masa depan IMM Sulut dalam menyambut perayaan Milad ke-61 dengan membiasakan menulis secara kolektif. Sebuah cara untuk bertutur pada sejarah baru dengan isi perasaan, pikiran, yang melintas dan dirasa penting di hadapan hamparan tantangan kompleksitas masalah sosial di dalam benak dan isi kepala kader-kader IMM Sulut.
Meski niat menulis secara kolektif ini tidak lahir dari tekad dan rencana penulisan yang ketat; seperti halnya seorang kader, atau sekumpulan kader, yang hendak menulis laporan penelitian atau menyusun proposal untuk sebuah proyek penulisan secara kolektif (menyusun buku, Jurnal, dsb).
Namun, percayalah! Niat menulis kali ini benar-benar lahir melalui obrolan memikat, bukan hanya karena apa yang dibicarakan kebetulan menarik, tetapi karena hal ini lahir melalui obrolan secara spontan dan kolektif; dengan memancing kembali rasa ingin tahu seluruh kader, dan kesadaran baru untuk melihat ironisnya tradisi kepenulisan di organisasi berlambang pena ini.
“Jika obrolan adalah bentuk penuturan lisan, maka opini dan esai adalah perwujudannya dalam bentuk tulisan,”(Ignas Kleden, 2004).
Seperti halnya “obrolan”, proses penulisan-penulisan ini diutarakan mereka melalui bentuk esai dan opini. Sebuah tradisi baru untuk mencoba menghindar dari tradisi-tradisi perayaan pada umumnya menjelang Milad IMM.
Dengan menulis esai dan opini, kami berpikir bahwa hal ini akan membuka tabir baru bagi kemungkinan para kader untuk mulai melihat, memikirkan, dan menemui, luasnya kompleksitas masalah realitas di depan mata. Dan, menjadikan kita untuk kembali terbiasa mencari pembaharuan metode yang sepadan terhadap pemecahan masalah yang diutarakan melalui penulisan.
Lebih dari itu, penulisan opini dan esai secara kolektif ini juga berupaya menumbuhkan sikap saling memperhatikan dan belajar–bagaimana setiap dari mereka menjadi lebih berani lagi untuk menyodorkan masalah yang dinyatakannya ke publik: Penemuan ungkapan-ungkapan baru dan segar terhadap kebaruan ide dan pemikiran; fase-fase yang selama ini beku dan cenderung klise, atau yang sebelumnya belum jelas turut terjelaskan pada yang lain; menemukan dimensi baru dari sebuah persoalan, atau mengungkapkan persoalan lama, sekarang, dan di masa depan, secara orisinal dan berbeda.
Beberapa hari menuju perayaan milad ke-61 IMM–mungkin sudah begitu banyak kader di seluruh Indonesia yang sedang berencana menulis juga. Entah dari mereka yang benar-benar ingin menulis, yang penting menulis, atau sekedar mengisi kekosongan waktunya.
Hal inilah mungkin yang berbeda dari upaya para kader IMM Sulut yang sedang menulis secara kolektif pada perayaan milad kali ini. Beberapa hal yang mungkin berbeda juga ialah perbedaan pada visi untuk menulis:
Pertama, tulisan-tulisan yang sedang dikerjakan, berangkat dari keberagaman tema; kedua, kedalaman ide dan pemikiran yang beragam, menjadi wahana baru dalam perayaan gagasan intelektual kolektif; ketiga, kerja-kerja ini telah dilakukan dari jauh-jauh hari sebelum tanggal tiba pada tanggal perayaan Milad;
Keempat, meski hasil dari tulisan-tulisan ini hadir secara sporadis, namun nantinya bisa diterbitkan secara kolektif melalui website MIASM (DPD IMM Sulut); Kelima, hadir dengan berbagai macam diskursus, isi dari tulisan-tulisa ini bisa dijaikan obrolan secara kolektif di setiap lapisan kepemimpinan IMM di Sulawesi Utara (DPD, Cabang, Komisariat) saat pelaksanaan Milad nanti. Entah melalui medium diskusi, dialog, ceramah, dst-dst.
Satu Minggu menjelang perayaan Milad IMM ke-61. Tulisan kali ini merupakan tulisan ke-14 (dari semua kader yang telah menulis) dan sengaja dibuat untuk memantik kader-kader lain yang belum sempat menulis. Terakhir, saya akan ikut membagi tips menulis bagi yang lain: Buka laptop atau gawai anda sekarang dan mulailah menulis!
Editor: RM
Penulis

Moh. Fikli Olola adalah Ketua Umum DPD IMM Sulawesi Utara Periode 2024-2026 dan Pengurus Madrasah Intelektual Ahmad Syafii Maarif